Gambar apakah itu ? Bagaimana perasaan kalian setelah melihat gambar tersebut ?
Setelah
meninggalnya nabi, terdapat sesosok tokoh yang harus kita ketahui. Untuk
mengetahui siapakah tokoh itu, mari kita pelajari materi berikut.
Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin
Khulafaur
rasyidin berasal dari kata khulafa' dan ar rasyidin. Kata khulafa merupakan
jamak dari khalifah yang berarti pengganti, sedangkan ar rasyidin berarti
mendapat petunjuk. Jadi, khulafaur rasyidin berarti para pengganti rasulullah
yang mendapat petunjuk.
Para khalifah tidak menggantikan Rasulullah sebagai
nabi. Tugas utama mereka sebagai pemimpin agama adalah memimpin shalat dan
khotbah jumat di masjid Nabawi. Selain itu, para khalifah juga menjadi kepala
negara dan panglima pasukan islam.
Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq
Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq
Abu bakar
ash shiddiq lahir di mekkah pada tahun 573M. Nama aslinya Abdul Ka'bah. Ayahnya
bernama Abi Quhafah bin Amir, ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Shakhr.
Abu bakar
dikenal sebagai anak yang baik, jujur, lemah lembut, dan sabar. Sejak kecil abu
bakar sudah bersahabat dengan rasulullah. Mereka sama-sama membenci minuman keras dan berhala. Oleh karena itulah,
Abu Bakar segera menyambut ajakan Rasulullah untuk memeluk Islam.
Oleh rasulullah, nama Abdul Ka’bah diganti dengan Abdullah. Nama Abu Bakar
adalah nama julukan. Abu Bakar termasuk golongan Assabiqunal Awwalun,
yaitu orang yang pertama kali masuk Islam. Abu artinya bapak, dan Bakar
artinya segera. Abu Bakar merupakan orang dewasa pertama yang masuk Islam
setelah diajak oleh Rasulullah saat beliau menikah dengan putri Abu Bakar,
yaitu Aisyah RA.
Kepribadian Abu Bakar
Pada masa awal pemerintahannya, Abu Bakar
mengalami masa sulit. Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, muncul beberapa
golongan pembangkang, yaitu golongan riddah (orang yang murtad atau
keluar dari agama Islam), golongan orang yang ingkar atau tidak mau membayar
zakar, dan golongan orang yang mengaku menjadi nabi.
Kepribadian Abu Bakar
Abu bakar
juga banyak membebaskan budak yang disiksa oleh majikannya karena memeluk agama
Islam. Beberapa diantaranya adalah Labibah, budak dari
Bani Muammal bin Habib Ady; Abu Fukaihah, budak dari Sofyan bin Umayah; Amir
bin Fuhairah, budak dari Thufail bin Abdullah; dan Bilal bin Rabbah, budak dari
Umayah bin Khalaf.
Karena kepandaian dan pengetahuan yang dimiliki Abu Bakar sangat luas, Rasulullah dan kaum Muslimin sering meminta pendapatnya dalam memutuskan sesuatu. Selain itu, ia juga terkenal pandai berbicara di depan umum. Ia paling mengerti tentang Al-Qur’an dan paling baik bacaannya sehingga Rasulullah memberi kepercayaan kepadanya untuk menjadi imam shalat saat beliau sakit.
Abu Bakar Ash-Shiddiq Menerima Berita Isra’ Mi’raj
Abu bakar mendapat gelar
ash shidiq yang artinya membenarkan atau mengakui. Hal ini karena abu bakar
selalu mendukung segala tindakan Rasulullah dan selalu mempercayai ucapan
beliau, seperti pada saat peristiwa isra' mi'raj. Banyak yang mengatakan beliau
gila. Bahkan, ada sebagian umat muslim yang kembali murtadz. Akan tetapi, Abu
Bakar mempercayai kebenaran peristiwa Isra' Mi'raj. Oleh karena itu, Rasulullah memberinya gelar As-Shiddiq.
Kesabaran Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Menemani
Rasulullah Hijrah ke Madinah
Abu bakar
selalu menemani rasulullah dalam segala keadaan, termasuk saat hijrah.
Saat bersembunyi
di gua tsur, abu bakar masuk gua tersebut dan memastikan gua bersebut bersih
dan aman, baru mempersilahkan Rasulullah masuk. Rasulullah kemudian tidur dipangkuan Abu Bakar. Saat mereka istirahat,
Abu Bakar merasakan kakinya sakit seperti disengat hewan. Akan tetapi, ia tidak
bergerak ataupun merintih karena takut membangunkan Rasulullah.
Karena menahan sakitnya, Abu Bakar tidak sengaja meneteskan air mata yang
jatuh ke wajah Rasulullah SAW. Hal tersebut membangunkan Rasulullah sehingga
beliau bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Abu Bakar menjawab, “Karena kakiku disengat hewan”.
Rasulullah bertanya, “Mengapa kamu tidak mengatakannya kepadaku?” Abu Bakar
menjawab, “Aku takut membangunkanmu, ya Rasulullah”. Begitulah gambaran rasa
sayang Abu Bakar kepada Rasulullah SAW dan kesabarannya dalam melindungi
beliau.
Abu Bakar Ash
Shiddiq Diangkat menjadi Khalifah
Sebelum meninggal dunia, Rasulullah tidak meninggalkan pesan apapun
tentang pengganti beliau. Hal ini menimbulkan perbedaan pendapat tentang pengganti
rasulullah.
Terdapat tiga golongan yang menginginkan jabatan khalifah. Kaum Anshar mengusulkan Sa’ad bin Ubadah menjadi
khalifah, kaum muhajirin mengusulkan Abu Bakar Ash Shiddiq, dan Bani Hasyim
mengajukan Ali bin Abi Thalib.
Kaum Anshar saat itu mengadakan musyawarah di
Balai Bani Saidah dan menetapkan Sa’ad bin Ubadah sebagai calon Khalifah
pengganti Rasulullah. Mendengar berita tersebut, kaum Muhajirin yang saat itu
sedang mempersiapkan pemakaman Rasulullah di Masjid Nabawi, segera mengutus Abu
Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menghadiri pertemuan
itu.
Setelah menyampaikan pendapat masing-masing, kaum
Anshor dan kaum Muhajirin sepakat untuk mengangkat Abu Bakar Ash Shiddiq
menjadi khalifah. Setelah itu, wakil dari Anshar, yaitu Basyir bin Sa’ad dan
wakil dari Muhajirin, Abu Ubaidah bin Jarrah segera membaiat atau menetapkan
Abu Bakar sebagai khalifah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Abu Bakar Ash
Shiddiq menjadi khalifah karena dua faktor, yaitu sebagai berikut.
a. Menurut pendapat umum pada waktu itu, seorang
khalifah hendaklah berasal dari suku Quraisy
b. Kaum muslimin berpendapat Abu Bakar memiliki
beberapa keutamaan.
1) Sahabat yang pertama-tama masuk Islam dan
termasuk golongan Assabiqunal Awwalun
2) Sahabat yang selalu membenarkan ajaran-ajaran
yang dibawa oleh Rasulullah SAW
3) Sahabat yang selalu menemani dan melindungi
Rasulullah pada saat hijrah
4)
Sahabat yang rela memberikan seluruh hartanya
untuk kepentingan Islam
5) Sahabat yang dipercaya oleh Rasulullah untuk
menjadi Imam ketika beliau sakit.
Setelah acara pemakaman Rasulullah SAW selesai, kaum Anshar dan Muhajirin
berkumpul di Masjid Nabawi. Mereka membaiat kembali Abu Bakar Ash Shiddiq di
depan masyarakat umum. Dengan demikian, Abu Bakar secara resmi diangkat menjadi
khalifah.
Abu Bakar Ash
Shiddiq Memerangi Kaum Murtad dan Nabi Palsu
Diantara orang-orang yang mengaku menjadi nabi
adalah sebagai berikut.
1) Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah di Yamamah
2) Sajjah bin Tamimiyah dari Bani Tamim yang
akhirnya menikah dengan Musailamah Al Kadzab
3) Thulaihah bin Khuwailid Al Asadi dari Bani Asad
4) Aswad Al-Ansi dari Yaman
Untuk menghadapi ketiga golongan tersebut, Abu Bakar bermusyawarah dengan
para sahabat. Akhirnya, Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka sampai
mereka kembali kepada ajaran yang benar. Untuk keperluan itu, Abu Bakar
membentuk 11 pasukan tentara yang dipimpin oleh seorang panglima. Panglima yang
ditugaskan untuk memerangi golongan sesat itu adalah sebagai berikut:
1)
Khalid bin Walid, ditugaskan untuk memerangi Thulaihah bin Khuwailid Al
Asadi dan para pengikutnya
2) Ikrimah bin Abu Jahal, ditugaskan memerangi
Musailamah Al Kadzab dan para pengikutnya dari Bani Hanifah di Yamamah. Oleh
karena itu, perang ini dikenal dengan “Perang Yamamah”. Dalam peperangan ini,
Musilamah berhasil dibunuh oleh Wahsyi bin Harb. Wahsyi adalah orang yang
sebelum masuk Islam dulu membunuh Hamzah bin Abdul Mutholib dalam Perang Uhud.
Hamzah bin Abdul Mutholib adalah paman Nabi.
3) Al Muhajir bin Abi Umayah ditugaskan untuk
memerangi Aswad Al-Ansi yang berada di Yaman. Aswad Al-Ansi akhirnya tewas
dibunuh oleh saudara gubernur Yaman.
4) Surahbil bin Hasanah, diperintahkan membantu
pasukan Ikrimah bin Abu Jahal dalam memerangi Musailamah Al Kadzab karena
pasukannya sangat kuat.
5) Huzairah bin Muhsin Al Ghalfani, ditugaskan
menghadapi penduduk wilayah Daba dan Oman pada pesisir selatan Jazirah Arab
6) Arfajah bin Harsamah, ditugaskan memerangi para
pembangkang di negeri Murrah
7) Suwaid bin Muqran, ditugaskan untuk menghadapi
kaum riddah di wilayah Tihamah Yaman.
8) Al Ula bin Hadrami, ditugaskan menghadapi kaum
riddah di wilayah Bahrain
9) Thuraifah bin Hajiz, ditugaskan ke Bani Salim dan
Hawazin
10) Amru bin Ash, ditugaskan menghadapi suku
Qudha’ah, Wadhi’ah, dan Al Harist.
11) Khalid bin Said, ditugaskan menghadapi kaum
murtad di perbatasan Syam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar